Kondisi Perekonomian Indonesia
Negara kita adalah
Negara yang menghasilkan sumber daya yang banyak bisa dibilang Negara kita
adalah Negara yang kaya, kaya akan sumber daya alamnya. Namun Negara kita
kurang pandai untuk mengolah hasil sumber daya alamnya sendiri. Maka banyak
barang atau kebutuhan Negara kita diimpor dari Negara lain daripada
mengekspornya. Ini juga mempengaruhi perekonomian di Negara kita dengan
banyaknya pengeluaran. Lalu pendapatan yang mempengaruhi ekonomi kita saat ini
juga didapat dari investasi yang ada. Ditambah lagi dengan nilai mata uang
dollar yang cukup berpengaruh dalam perekonomian Indonesia,misalnya bisa
dilihat dari harga barang-barang yang naik pada saat harga dollar naik otomatis
barang-barang yang kita beli di Indonesia yang diimpor dari berbagai Negara
juga mengalami kelonjakan harga.Namun diperkirakan rupiah menguat jelang
ekonomi 2014 dan Bank Indonesia memprediksi perekonomian Indonesia akan stabil
sepanjang 2014. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini, menurut BI, tidak akan
jauh berbeda dengan tahun 2013 yang mencapai 5,72 persen. "Tahun 2014
diperkirakan pertumbuhan ekonomi di angka 5,8 hingga 6,2 persen," kata
Dody Zulverdi, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank
Indonesia, di Gedung Bank Indonesia, (Selasa, 18 Februari 2014).
(foto: Liputan6.com)
Rupiah jelang akhir pekan bergerak
menguat setelah sepekan terakhir terus berada dalam tekanan. Kurs referensi
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencata trupiah
bertenggerdi level 11.404 per dolar AS.
Data BI, Jumat (28/3/2014) mencatat posisi rupiah jelang akhir pekan ini menguat 34 poin dibandingkan perdagangan kemarin di level 11.438 per dolar AS. Dengan posisinya kali ini, rupiah berada di posisi lebih kuat dibandingkan posisi sepekan kemarin yang berada di level 11.431 per dolar AS. Penguatan rupiah juga tercatat dalam data kurs Valas Bloomberg.
Data BI, Jumat (28/3/2014) mencatat posisi rupiah jelang akhir pekan ini menguat 34 poin dibandingkan perdagangan kemarin di level 11.438 per dolar AS. Dengan posisinya kali ini, rupiah berada di posisi lebih kuat dibandingkan posisi sepekan kemarin yang berada di level 11.431 per dolar AS. Penguatan rupiah juga tercatat dalam data kurs Valas Bloomberg.
Rupiah
di pasar luar negeri tersebut dibuka di level 11.405 atau menguat 42,5 poin
dibandingkan penutupan kemarin di level 11.447 per dolar AS. Tren
pergerakan rupiah sepanjang pagi ini bahkan terus bergerak menguat. Rupiah
mencapai posisi terkuatnya di level 11.393 per dolar AS. Sementara level
terendahnya di posisi 11.417 per dolar AS. Riset PT Samuel Sekuritas
Indonesia menilai pelaku pasar saat ini menunggu data ekonomi terbaru Indonesia
pada April 2014. Salah satu laporan paling dinanti adalah neraca perdagangan
Indonesia pada Februari 2014. Pergerakan mata uang Asia hingga perdagangan
sore kemarin bergerak bervariasi, beberapa diantaranya malah melemah. Rupiah termasuk mata uang yang
melemah dan semakin mendekat ke 11,500.
"Kombinasi penguatan Dollar, pandangan kebijakan BI yang menginginkan Rupiah tidak terlalu kuat serta rilis data neraca perdagangan Selasa depan sepertinya masih akan menjaga tekanan pelamahan pada Rupiah," katanya
"Kombinasi penguatan Dollar, pandangan kebijakan BI yang menginginkan Rupiah tidak terlalu kuat serta rilis data neraca perdagangan Selasa depan sepertinya masih akan menjaga tekanan pelamahan pada Rupiah," katanya
Tribunnews.com/Hendra
Gunawan Ilustrasi
Jika
nilai dollar masih tinggi dan Indonesia tidak bisa menstabilkan nilainya serta
menguatkan nilai rupiah perekonomian Indonesia terancam terpuruk karena Indonesia masih mempunyai utang yang pada Oktober lalu
tercatat masih Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negri pemerintah
mencapai USD 123,212, yang seluruhnya harus dibayar dengan dolar.
Di tengah-tengah usaha Indonesia membayar cicilan
utang dan bunganya, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kembali meroket,
bahkan hingga menyentuh angka Rp 12.000.
Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
"Hal paling membahayakan adalah negara
semakin tenggelam dalam cengkraman bangsa lain karena masalah utang,"
katanya.
Sepanjang tahun 2013 masyarakat juga
disuguhkan dengan defisit perdagangan. Sepanjang Januari-Oktober 2013 tercatat
defisit perdagangan mencapai 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan
oleh impor migas.
"Selama orde baru itu tidak ada defisit,
termasuk tahun 1998. Jadi bisa jadi krisis nanti itu akan lebih parah,"
ujarnya.
Di tengah-tengah krisis tersebut, Indonesia
terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri. Terakhir
adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia
memangkas kepabeanan impor pangan.
Padahal petani selama ini bisa disebut kurang
disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya
akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan
pangan Indonesia.
Riza mengatakan rezim yang akan memimpin
Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat
kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan
evaluasi terhadap perjanjian perdagangan dan inverstasi internasionl.
"Termasuk mengambil langkah dalam
pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi
Indonesia," tutur Riza.
"Rezim baru juga harus mendukung
peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang
por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah," ujar Riza..
Daftar
Pustaka
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/25/tahun-2014-ekonomi-indonesia-terancam-lebih-terpuruk
http://bisnis.liputan6.com/read/2029205/rupiah-menguat-jelang-data-ekonomi-terbaru-ri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar