Senin, 31 Maret 2014

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia
            Negara kita adalah Negara yang menghasilkan sumber daya yang banyak bisa dibilang Negara kita adalah Negara yang kaya, kaya akan sumber daya alamnya. Namun Negara kita kurang pandai untuk mengolah hasil sumber daya alamnya sendiri. Maka banyak barang atau kebutuhan Negara kita diimpor dari Negara lain daripada mengekspornya. Ini juga mempengaruhi perekonomian di Negara kita dengan banyaknya pengeluaran. Lalu pendapatan yang mempengaruhi ekonomi kita saat ini juga didapat dari investasi yang ada. Ditambah lagi dengan nilai mata uang dollar yang cukup berpengaruh dalam perekonomian Indonesia,misalnya bisa dilihat dari harga barang-barang yang naik pada saat harga dollar naik otomatis barang-barang yang kita beli di Indonesia yang diimpor dari berbagai Negara juga mengalami kelonjakan harga.Namun diperkirakan rupiah menguat jelang ekonomi 2014 dan Bank Indonesia memprediksi perekonomian Indonesia akan stabil sepanjang 2014. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini, menurut BI, tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2013 yang mencapai 5,72 persen. "Tahun 2014 diperkirakan pertumbuhan ekonomi di angka 5,8 hingga 6,2 persen," kata Dody Zulverdi, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, di Gedung Bank Indonesia, (Selasa, 18 Februari 2014).

http://cdn.production.liputan6.com/medias/654011/big/kurs%20rupiah.jpg
(foto: Liputan6.com)
Rupiah jelang akhir pekan bergerak menguat setelah sepekan terakhir terus berada dalam tekanan. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencata trupiah bertenggerdi level 11.404 per dolar AS.
            Data BI, Jumat (28/3/2014) mencatat posisi rupiah jelang akhir pekan ini menguat 34 poin dibandingkan perdagangan kemarin di level 11.438 per dolar AS. Dengan posisinya kali ini, rupiah berada di posisi lebih kuat dibandingkan posisi sepekan kemarin yang berada di level 11.431 per dolar AS. Penguatan rupiah juga tercatat dalam data kurs Valas Bloomberg.
            Rupiah di pasar luar negeri tersebut dibuka di level 11.405 atau menguat 42,5 poin dibandingkan penutupan kemarin di level 11.447 per dolar AS. Tren pergerakan rupiah sepanjang pagi ini bahkan terus bergerak menguat. Rupiah mencapai posisi terkuatnya di level 11.393 per dolar AS. Sementara level terendahnya di posisi 11.417 per dolar AS. Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia menilai pelaku pasar saat ini menunggu data ekonomi terbaru Indonesia pada April 2014. Salah satu laporan paling dinanti adalah neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2014. Pergerakan mata uang Asia hingga perdagangan sore kemarin bergerak bervariasi, beberapa diantaranya malah  melemah. Rupiah termasuk mata uang yang melemah dan semakin mendekat ke 11,500.
"Kombinasi penguatan Dollar, pandangan kebijakan BI yang menginginkan Rupiah tidak terlalu kuat serta rilis data neraca perdagangan Selasa depan sepertinya masih akan menjaga tekanan pelamahan pada Rupiah," katanya
Tahun 2014 Ekonomi Indonesia Terancam Lebih Terpuruk 
Tribunnews.com/Hendra Gunawan Ilustrasi 
            Jika nilai dollar masih tinggi dan Indonesia tidak bisa menstabilkan nilainya serta menguatkan nilai rupiah perekonomian Indonesia terancam terpuruk karena Indonesia masih mempunyai utang yang pada Oktober lalu tercatat masih Rp 915,175 triliun, dan posisi utang luar negri pemerintah mencapai USD 123,212, yang seluruhnya harus dibayar dengan dolar.
Di tengah-tengah usaha Indonesia membayar cicilan utang dan bunganya, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kembali meroket, bahkan hingga menyentuh angka Rp 12.000.
Keadaan itu membuat utang Indonesia membengkak menjadi sekitar Rp.1.478,544 triliun utang luar negri dan Rp.915,175 triliun utang dalam negeri. Total utang Indonesia mencapai Rp.2.393,719 triliun.
"Hal paling membahayakan adalah negara semakin tenggelam dalam cengkraman bangsa lain karena masalah utang," katanya.
Sepanjang tahun 2013 masyarakat juga disuguhkan dengan defisit perdagangan. Sepanjang Januari-Oktober 2013 tercatat defisit perdagangan mencapai 6,36 miliar USD, dan sebagian besar disebabkan oleh impor migas.
"Selama orde baru itu tidak ada defisit, termasuk tahun 1998. Jadi bisa jadi krisis nanti itu akan lebih parah," ujarnya.
Di tengah-tengah krisis tersebut, Indonesia terus meratifikasi berbagai kesepakatan untuk meliberalisasi diri. Terakhir adalah kesepakatan World Trade Organization (WTO) yang mengharuskan Indonesia memangkas kepabeanan impor pangan.
Padahal petani selama ini bisa disebut kurang disubsidi, sehingga bukan tidak mungkin produk-produk impor tersebut nantinya akan membuat petani lokal "babak-belur," dan mengancam kedaulatan pangan Indonesia.
Riza mengatakan rezim yang akan memimpin Indonesia mulai tahun 2014 harus memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap perjanjian perdagangan dan inverstasi internasionl.
"Termasuk mengambil langkah dalam pembatalan terhadap perjanjian yang memberi implikasi buruh terhadap ekonomi Indonesia," tutur Riza.
"Rezim baru juga harus mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional dengan dukungan politik anggaran yang por terhadap pertanian, perikanan dan usaha kecil menengah," ujar Riza..
Daftar Pustaka
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/25/tahun-2014-ekonomi-indonesia-terancam-lebih-terpuruk

http://bisnis.liputan6.com/read/2029205/rupiah-menguat-jelang-data-ekonomi-terbaru-ri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar